Wasiat Nasehat ( Ulama )
Orang-orang
yang menjadi pimpinan para manusia adalah orang-orang yang bermurah hati dan
bertaqwa, sedangkan di Akhirat nanti, yang mulia adalah orang-orang ahli agama,
ahli keutamaan dan orang ahli ilmu yang bertaqwa, karena sesungguhnya Ulama
adalah Ahli waris Para Nabi.
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )
“Jika aku melihat seseorang yang ahli hadits, seakan-akan aku melihat seseorang dari sahabat Nabi saw. Mereka telah menjaga untuk kita keaslian sunnah Nabi Muhammad saw, maka mereka berhak mendapat pujian dari kita. Dan fiqih adalah tuannya ilmu, karena dengannnya hadits dapat dipahami.”
( Imam Syafi’i )
“Satu hal yang dapat menyia-nyiakan orang yang berilmu dan yang dapat menghilangkan posisinya sebagai seorang ‘alim adalah ketika ia tidak mempunyai kawan.”
( Imam Syafi’i )
“Jangan sekali-kali kamu tinggal di suatu Negara atau tempat yang yang disana tidak ada orang yang ahli dibidang fiqih sebagai tempat kamu untuk menanyakan masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang dapat menjelaskan kondisi kesehatanmu.”
( Imam Syafi’i )
“Kesia-siaan seorang Alim adalah ketika dia tidak mempunyai kawan, dan kesia-siaan seorang yang bodoh adalah pikirannya yang dangkal. Dan yang lebih sia-sia dari keduanya adalah seorang yang punya kawan namun tak berakal.”
( Imam Syafi’i )
“Kepandaian itu ada dalam masalah agama, bukan dalam masalah keturunan, kalau saja kepandaian diukur dalam masalah keturunan, maka tak ada satu orang pun yang cakap seperti Fatimah putri Rasulullah saw dan putri-putri beliau yang lain.”
( Imam Syafi’i )
“Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas ilmunya. Tiada seorang alim pun yang ia takuti kecuali kepada Allah swt. Yang merasa aman akan marah Allah swt, dialah si-jahil. Yang merasa takut akan marah Allah swt, dialah si-arif.”
( Imam Syafi’i )
“Tiada aib dalam diri Para Ulama yang lebih buruk dari kesenangan mereka terhadap apa yang Allah swt perintahkan kepada mereka untuk berlaku zuhud terhadapnya.”
( Imam Syafi’i )
“Setiap orang yang berbicara dengan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits itulah orang orang yang bersungguh-sungguh, sementara orang yang berbicara dengan tanpa landasan dari keduanya itu merupakan bualan saja.”
( Imam Syafi’i )
“Pesona para ulama adalah jiwa yang mulia dan sebagai penghias pengetahuan yang dimilikinya adalah wara’ ( menjauhkan diri dari sesuatu yang belum jelas ) dan berlaku bijak.”
( Imam Syafi’i )
“Suatu keharusan bagi orang yang ‘alim adalah zikir dari setiap aktifitasnya yang dengannya akan terjalin komunikasi antara dirinya dengan Allah swt.”
( Imam Syafi’i )
“Kefaqiran Ulama adalah ikhtiar ( usaha ) dan kefaqiran orang-orang bodoh adalah goncangan jiwanya.”
( Imam Syafi’i )
“Hendaklah ada bersama ahli fiqih seorang yang bodoh, sehingga ia dapat memberi pelajaran kepadanya.”
( Imam Syafi’i )
“Tingkat tertinggi para Ulama adalah ketaqwaan, perhiasan mereka adalah akhlaq mulia dan pesona mereka adalah jiwa yang agung.”
( Imam Syafi’i )
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )
“Jika aku melihat seseorang yang ahli hadits, seakan-akan aku melihat seseorang dari sahabat Nabi saw. Mereka telah menjaga untuk kita keaslian sunnah Nabi Muhammad saw, maka mereka berhak mendapat pujian dari kita. Dan fiqih adalah tuannya ilmu, karena dengannnya hadits dapat dipahami.”
( Imam Syafi’i )
“Satu hal yang dapat menyia-nyiakan orang yang berilmu dan yang dapat menghilangkan posisinya sebagai seorang ‘alim adalah ketika ia tidak mempunyai kawan.”
( Imam Syafi’i )
“Jangan sekali-kali kamu tinggal di suatu Negara atau tempat yang yang disana tidak ada orang yang ahli dibidang fiqih sebagai tempat kamu untuk menanyakan masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang dapat menjelaskan kondisi kesehatanmu.”
( Imam Syafi’i )
“Kesia-siaan seorang Alim adalah ketika dia tidak mempunyai kawan, dan kesia-siaan seorang yang bodoh adalah pikirannya yang dangkal. Dan yang lebih sia-sia dari keduanya adalah seorang yang punya kawan namun tak berakal.”
( Imam Syafi’i )
“Kepandaian itu ada dalam masalah agama, bukan dalam masalah keturunan, kalau saja kepandaian diukur dalam masalah keturunan, maka tak ada satu orang pun yang cakap seperti Fatimah putri Rasulullah saw dan putri-putri beliau yang lain.”
( Imam Syafi’i )
“Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas ilmunya. Tiada seorang alim pun yang ia takuti kecuali kepada Allah swt. Yang merasa aman akan marah Allah swt, dialah si-jahil. Yang merasa takut akan marah Allah swt, dialah si-arif.”
( Imam Syafi’i )
“Tiada aib dalam diri Para Ulama yang lebih buruk dari kesenangan mereka terhadap apa yang Allah swt perintahkan kepada mereka untuk berlaku zuhud terhadapnya.”
( Imam Syafi’i )
“Setiap orang yang berbicara dengan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits itulah orang orang yang bersungguh-sungguh, sementara orang yang berbicara dengan tanpa landasan dari keduanya itu merupakan bualan saja.”
( Imam Syafi’i )
“Pesona para ulama adalah jiwa yang mulia dan sebagai penghias pengetahuan yang dimilikinya adalah wara’ ( menjauhkan diri dari sesuatu yang belum jelas ) dan berlaku bijak.”
( Imam Syafi’i )
“Suatu keharusan bagi orang yang ‘alim adalah zikir dari setiap aktifitasnya yang dengannya akan terjalin komunikasi antara dirinya dengan Allah swt.”
( Imam Syafi’i )
“Kefaqiran Ulama adalah ikhtiar ( usaha ) dan kefaqiran orang-orang bodoh adalah goncangan jiwanya.”
( Imam Syafi’i )
“Hendaklah ada bersama ahli fiqih seorang yang bodoh, sehingga ia dapat memberi pelajaran kepadanya.”
( Imam Syafi’i )
“Tingkat tertinggi para Ulama adalah ketaqwaan, perhiasan mereka adalah akhlaq mulia dan pesona mereka adalah jiwa yang agung.”
( Imam Syafi’i )
Komentar
Posting Komentar